Senin, November 08, 2010

Makutho romo (Astha brata)


Ajaran Asthabrata ini pada dasarnya terdiri dari 8 (delapan) brata (tindakan) atau perilaku yang seyogyanya dimiliki oleh seorang raja atau ksatria pada waktu itu agar eksistensi kepemimpinannya sebagai raja maupun ksatria menjadi mantap. Ada faham yang mengatakan bahwa kedelapan sifat ini merupakan sifat para dewa yang menyatu pada hati sanubari Sang Raja, sehingga mampu dengan baik (capable) memimpin kerajaannya. Dalam pewayangan diwejangkan oleh Sri Rama saat melantik Gunawan Wibisana menjadi raja di kerajaan Alengka.Dan juga oleh Sri Kresna yang juga titisan Bethara Wisnu pada Raden Arjuna.

Adapun kedelapan brata atau perilaku yang terkandung dalam Asthabrata adalah sebagai berikut :

1. Perilaku BUMI (Bantala), yang menggambarkan bahwa bumi mempunyai sifat murah hati. Siapapun yang mau mengolah bumi dengan baik dengan menanam tanaman yang bermanfaat tentu akan memetik hasilnya. Dengan menanam satu biji tanaman dapat menghasilkan berpuluh-puluh bahkan berartus-ratus biji yang sama. Maknanya disini adalah pemimpin harus berperilaku murah hati, mudah memberikan (beramal) dan senantiasa tidak mengecewakan kepercayaan yang diberikan oleh siapapun terlebih lagi dari anak buahnya.

2. Perilaku ANGIN (Maruta), yang menggambarkan bahwa angin mempunyai sifat dapat berada di segala macam tempat. Dimanapun, di atas, di bawah, di kota, di desa angin selalu ada dengan tidak memandang tempat. Ini maknanya adalah bahwa pemimpin itu hendaknya harus selalu dekat dengan siapapun, tidak hanya dekat dengan atasan atau rekan sejawatnya saja, terlebih lagi harus selalu dekat dengan anak buahnya sehingga tahu persis kondisi dan aspirasi mereka.

3. Perilaku LAUT/AIR (Samudera), mengilustrasikan bahwa sifat laut/air itu betapapun luasnya selalu mempunyai permukaan yang sama/rata dan memberikan kesan menyejukkan. Dengan berperilaku ini, sebagai pemimpin harus senantiasa menempatkan anak buahnya pada derajat dan martabat yang sama di hatinya. Dengan demikian pemimpin dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap bawahannya.

4. Perilaku BULAN (Chandra), adalah menggambarkan sifatnya yang selalu memberikan penerangan dalam kondisi gelapnya malam. Di samping itu bulan juga dapat menumbuhkan rasa keindahan bagi siapapun yang memandangnya sekaligus memberikan harapan baik bagi yang berjalan dalam kegelapan malam. Dengan berperilaku bulan ini, pemimpin harus sanggup memberikan jalan keluar dan semangat/dorongan kepada anak buahnya ketiga dalam kondisi yang sulit.

5. Perilaku MATAHARI (Surya), ini merupakan cerminan dari segala sumber kehidupan di alam semesta ini. Matahari memberikan cahaya terang, enerji, segala macam sinar yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan dan makluk hidup lainnya agar dapat hidup dan berkembang. Makna dari perilaku ini adalah seorang pemimpin harus mampu memberikan daya hidup sumber daya manusia yang ada di dalam organisasinya, seperti halnya memberikan bekal ketrampilan atau pengetahuan sehingga anak buahnya mampu (capable) untuk melaksanakan semua pekerjaan yang diberikan dengan baik.

6. Perilaku LANGIT (Angkasa), adalah sebagai gambaran tentang sesuatu yang mempunyai dimensi luas tanpa batas dan dapat menampung apa saja yang dihadapinya, bahkan jagat rayapun berada di dalam naungannya. Adapun refleksi terhadap perilaku kepemimpinan adalah bahwa seorang pemimpin harus mampu memiliki keleluasan batin yang tinggi, sehingga mampu mengendalikan diri dengan baik untuk menampung dengan baik berbagai macam pendapat maupun permasalahan yang ada di organisasinya.

7. Perilaku API (Dahana), adalah menggambarkan sesuatu yang sifatnya panas yang tiada tara dan mampu membakar serta memusnahkan apa saja yang bersentuhan dengannya. Di sini merefleksikan bahwa pemimpin harus mempunyai wibawa dan mampu menegakkan hukum/peraturan secara tegas. Seorang pemimpin harus bisa marah atau menghukum anak buahnya yang bersalah dengan tetap memperhatikan unsur pembinaan agar kesalah serupa tidak terulang lagi.

8. Perilaku BINTANG (Kartika), dalam hal ini bintang adalah benda angkasa yang mempunyai tempat kedudukan yang tetap (permanen), sekaligus memberikan rasa keindahan di malam yang gelap. Bintang juga sering digunakan sebagai penunjuk arah (kompas). Dengan demikian seorang pemimpin harus mampu secara konsisten menjalankan semua keputusan yang telah disepakati serta tidak mudah ragu-ragu bahkan terpengaruh oleh pihak-pihak yang dapat menyesatkan. Dengan demikian seorang pemimpin dapat menjadi teladan bagi anak buahnya.

Baca Selengkapnya......